SENYAWA
BENZENA
- STRUKTUR
- TATA
NAMA SENYAWA TURUNAN BENZENA
Jika terdapat dua
jenis substituen, maka posisi substituen dapat dinyatakan dengan awalan o–(orto),
m–(meta), atau p–(para). Perhatikan beberapa contoh berikut!
Jika terdapat tiga
substituen atau lebih pada sebuah cincin benzena, sistem o–, m–, p–
tidak dapat lagi diterapkan. Dalam hal ini harus digunakan angka. Seperti dalam
penomoran senyawa apa saja, cincin benzena dinomori sedemikian sehingga
nomor-nomor awalan itu serendah mungkin dan nomor 1 diberikan pada gugus yang
berprioritas tata nama tertinggi. Urutan prioritas penomoran untuk berbagai
substituen sebagai berikut.
Prioritas Menurun -->
|
|
- SIFAT
1) Benzena
berupa zat cair kental seperti minyak dengan titik lebur 5,5°C.
2) Benzena
kurang reaktif dibanding alkena karena ikatan rangkap pada benzena mengalami
resonansi.
3) Dapat
mengalami reaksi substitusi (penggantian)
Substitusi
Pertama
a. Halogenasi
Benzena dapat bereaksi langsung dengan
halogen dengan katalisator FeCl3
atau FeBr3.
b. Alkilasi
Benzena dapat bereaksi dengan alkil halida
membentuk alkil benzena dengan katalisator AlCl3.
c. Nitrasi
Benzena bereaksi dengan asam nitrat pekat
dengan katalisator asam sulfat pekat menghasilkan nitro benzena.
d. Sulfonasi
Benzena yang dipanaskan dapat bereaksi
dengan asam sulfat pekat menghasilkan asam benzena sulfonat.
- PENGGUNAAN BENZEN DAN TURUNANNYA
Benzena
terutama digunakan sebagai bahan dasar pembuatan senyawa-senyawa turunannya,
misalnya stirena, kumena, dan sikloheksana pada induksi petrokimia. Selain itu
benzena digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat detergen, misalnya ABS
(Alkil Benzena sulfonat), untuk bahan bakar dan pelarut dalam jumlah yang sedikit.
1. Alkil Benzena
Diperoleh menurut sintesis Friedel Crafts
Toluena
digunakan untuk bahan peledak.
2. Halogen Benzena
Digunakan dalam industri cat, pembuatan
zat-zat lain dan pembuatan insektisida (DDT).
3. Nitro Benzena
Diperoleh dengan nitrasi benzena.
Nitro benzena digunakan untuk pembuatan
anilin dan bahan peledak (TNT = 2,4, 6– trinitro toluena).
4. Asam Benzena Sulfonat
Diperoleh dengan mereaksikan benzena
dengan asam sulfat (sulfonasi).
Asam benzena sulfonat digunakan untuk membuat
zat-zat karena mudah larut dalam air, dan pembuatan obat-obat sulfa. Turunan
asam benzena sulfonat yang terkenal adalah sakarin.
5. Anilin
Diperoleh
dengan mereduksi nitro benzena atau dari halogen benzena.
6. Fenol
Dibuat dengan memanaskan asam benzena
sulfonat dalam alkali atau
memanaskan halogen benzena dalam alkali.
Fenol digunakan untuk desinfektan (larutan
fenol dalam air disebut karbol), untuk pembuatan obat-obatan, bahan peledak,
dan plastik.
7. Asam Benzoat
Dibuat dengan cara mengoksidasi toulena.
a. Asam benzoat digunakan untuk pengawet
bahan makanan.
b. Asam o–hidroksi benzoat (asam
salisilat) digunakan untuk pengawet bahan makanan.
c. Asam asetil salisilat (aspirin)
digunakan sebagai obat sakit kepala.
8. Stirena
Diperoleh
dengan dehidrogenasi etil benzena dengan katalis seng.
9. Benzaldehid
Diperoleh dari oksidasi toluena.
Benzaldehid
digunakan untuk parfum dan zat warna.
- DAMPAK
Telah
disebutkan bahwa benzena memiliki sifat racun atau kasinogenik, yaitu zat yang
dapat membentuk kanker dalam tubuh manusia jika kadarnya dalam tubuh manusia
berlebih. Beberapa penelitian menunjukan bahwa benzena merupakan salah satu
penyebab leukemia, penyakit kanker darah yang telah banyak menyebabkan
kematian.
Dampak
kesehatan akibat paparan Benzena berupa depresi pada sistim saraf pusat hingga
kematian. Paparan Benzena antara 50–150 ppm dapat menyebabkan sakit kepala,
kelesuan, dan perasaan mengantuk. Konsentrasi Benzena yang lebih tinggi dapat
menyebabkan efek yang lebih parah, termasuk vertigo dan kehilangan kesadaran.
Paparan sebesar 20.000 ppm selama 5 – 10 menit bersifat fatal dan paparan
sebesar 7.500 ppm dapat menyebabkan keracunan jika terhirup selama 0,5 – 1 jam.
Dampak yang ringan dapat berupa euforia, sakit kepala, muntah, gaya berjalan
terhuyung-huyung, dan pingsan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar